Tak terasa, ya, bendera Merah Putih akan kembali berkibar menyambut usia ke-80 negeri kita. Delapan dekade. Sebuah angka yang membuat kita merinding bangga, sekaligus termenung. Di tengah hiruk pikuk perayaan nanti, mungkin ada satu pertanyaan sederhana di benakmu, wahai murid SMK: “Apa hubungannya semua ini denganku yang setiap hari sibuk di bengkel, laboratorium komputer, atau ruang praktik?”
Jawabannya adalah hubungannya sangat erat. Lebih erat dari yang pernah kamu bayangkan. Karena kemerdekaan yang dirayakan dengan upacara itu, sejatinya diperjuangkan dengan semangat yang sama dengan yang sedang kamu tempa saat ini.
DNA Pahlawan dalam Etos Kerjamu
Coba kita tengok sejenak album sejarah. Para pendiri bangsa kita—Soekarno, Hatta, Sutan Sjahrir, dan ribuan pahlawan tanpa nama lainnya—tidak punya privilege seperti kita. Mereka tidak punya internet untuk mencari referensi, tidak punya mesin canggih untuk mempermudah pekerjaan. Modal mereka adalah keberanian, kecerdasan, dan sebuah semangat yang luar biasa: rela berkorban.
Sekarang, mari kita bawa semangat itu ke duniamu. "Rela berkorban" di zaman sekarang tidak lagi berarti mengangkat senjata. Ia telah berevolusi menjadi etos kerja dan dedikasi pada keahlian.
Semangat itu adalah ketika:
" Teman-temanmu asyik nongkrong, tanganmu justru berlumur oli, telaten menyetel mesin hingga sempurna. Yang lain menghabiskan kuota untuk scroll media sosial, kamu justru begadang menyelesaikan baris-baris kode atau menyempurnakan desain 3D. Kamu rela mengulang puluhan kali sebuah resep, bukan karena disuruh guru, tapi karena kamu ingin menciptakan rasa yang tak terlupakan."
Itulah DNA pahlawan yang mengalir dalam dirimu. Itulah Etos Kerja Pahlawan. Kamu tidak hanya belajar untuk lulus atau bekerja untuk gaji. Kamu berkarya untuk meninggalkan jejak, untuk membuktikan bahwa keahlianmu adalah jawaban, bukan sekadar pilihan.
SMK: Bukan Sekadar Sekolah, tapi Kawah Candradimuka Pejuang Modern
Jangan pernah biarkan siapa pun berkata bahwa SMK adalah pilihan kedua. Hapus pikiran itu sekarang juga. Di era di mana dunia menuntut bukti nyata bukan sekadar janji, sekolahmu adalah kawah candradimuka. Di sinilah para pejuang modern dilahirkan.
Di tempat inilah:
"Tangan yang dulu hanya lihai bermain game, kini terlatih merakit robot industri. Mata yang dulu hanya penikmat film, sekarang mampu menciptakan animasi yang bercerita. Suara yang dulu hanya untuk bernyanyi di kamar mandi, kini fasih memandu turis mancanegara, menjadi duta keramahan Indonesia."
Setiap lasan yang rapi, setiap layout PCB yang presisi, setiap hidangan yang tersaji indah, adalah sebuah batu bata yang kamu letakkan untuk membangun gedung pencakar langit bernama "Masa Depan Indonesia". Bangsa ini menjerit membutuhkan karyamu.
Kemerdekaan Itu Kehormatan, Bukan Beban
Memasuki usia 80 tahun, mari kita pahami kembali makna kemerdekaan. Ia bukanlah warisan yang bisa dinikmati sambil bermalas-malasan. Ia adalah sebuah mandat. Sebuah tanggung jawab.
Tapi jangan salah, tanggung jawab ini bukanlah beban yang memberatkan pundakmu. Anggaplah ini sebuah kehormatan. Kehormatan untuk melanjutkan perjuangan dengan caramu sendiri. Perjuangan melawan kebodohan dengan pengetahuan, melawan kemiskinan dengan keterampilan, dan melawan ketertinggalan dengan inovasi.
Jadi, untukmu yang sedang merancang masa depan di jurusan Teknik, Multimedia, Perhotelan, Tata Boga, Kesehatan, Agribisnis, dan semua bidang kejuruan lainnya, angkat kepalamu tinggi-tinggi.
Menuju Indonesia ke-80, saatnya kita tunjukkan pada dunia. Bahwa dari bengkel yang berdebu, dari depan layar monitor yang menyala, dari dapur yang panas, lahir para pahlawan-pahlawan baru.
Di tanganmu, masa depan Indonesia tidak hanya dicita-citakan, tapi benar-benar dirakit, diprogram, dan diwujudkan.
Selamat berjuang, pejuang SMK. Merdeka!
# Logo HUT RI Ke-80 dapat diunduh pada:
https://s.id/logo_HUT_RI_80