Jakarta, 9 Juli 2025 –
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menyelenggarakan webinar tentang
Sosialisasi Panduan Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan
Pendidikan (MPLS) Ramah yang disiarkan secara langsung pada kanal
Youtube Kemendikdasmen (8/7). Narasumber dalam webinar tersebut yakni
Sekretaris Jenderal, Suharti; Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto; dan Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus,
Tatang Muttaqin; serta Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri
Utami.
Penerbitan Surat Edaran dan Panduan
Pelaksanaan MPLS Ramah menjadi dasar bagi Satuan Pendidikan untuk
menyelenggarakan MPLS Ramah. Kegiatan tersebut memiliki fokus yang
berorientasi pada penguatan karakter murid dan perwujudan pendidikan
bermutu dengan pelibatan partisipasi semesta. Informasi lebih jelasnya,
Surat Edaran (SE) MPLS Ramah dapat diunduh melalui laman
https://cerdasberkarakter.kemendikdasmen.go.id/mplsramah/.
Pada kesempatan ini, Sekretaris
Jenderal, Suharti mengungkapkan bahwa webinar tersebut memberikan
pemahaman yang komprehensif dan inspirasi dalam menyelenggarakan MPLS
Ramah yang positif, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang para murid
secara optimal.
“Masa Pengenalan Lingkungan Satuan
Pendidikan (MPLS) Ramah merupakan momen penting dan strategis dalam
proses adaptasi murid baru di lingkungan satuan pendidikan baru. Masa
pengenalan lingkungan satuan pendidikan bukan sekadar kegiatan
seremonial atau rutinitas tahunan, tetapi menjadi bagian penting dari
proses membangun budaya positif di satuan pendidikan.” ucap Sesjen
Suharti dalam sambutannya.
Tak hanya itu, Sesjen Suharti juga
menuturkan bahwa melalui masa pengenalan, diharapkan dapat mengenal
nilai-nilai sekolah, memahami lingkungan belajar, membangun interaksi
positif dengan guru dan teman sebaya, serta menumbuhkan semangat belajar
yang menyenangkan. “Oleh karena itu dalam masa pengenalan ini,
pelaksanaannya harus dirancang secara menyeluruh, bermakna, dan berfokus
pada kebutuhan perkembangan para murid,” tuturnya.
Ia juga menerangkan jika
Kemendikdasmen memiliki komitmen dalam menghadirkan perubahan nyata
dalam lingkungan belajar yang berpihak pada anak. “Salah satunya adalah
menyusun Panduan Pelaksanaan MPLS Ramah yang dapat digunakan oleh semua
satuan pendidikan sebagai rujukan resmi,” terang Sesjen Suharti.
“Panduan Pelaksanaan MPLS Ramah ini,
guru juga menjadi lebih memahami karakteristik dan kebutuhan
perkembangan setiap murid baru, sehingga mampu merancang proses
pembelajaran mendalam yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan,”
tambahnya.
Di akhir sambutannya, ia turut
mengajak pemangku kepentingan, insan pendidikan dan orang tua untuk
saling memberikan penguatan agar menjadikan MPLS Ramah sebagai sebuah
momen yang menyenangkan. “Mari kita jadikan MPLS Ramah sebagai momen
transisi yang menggembirakan dan membangun bagi anak-anak kita. Bukan
beban, tapi harapan. Bukan ketakutan, tapi menumbuhkan rasa aman dan
nyaman,” pungkas Sesjen Suharti.
Panduan MPLS Ramah Upaya Kuatkan Karakter dan Profil Lulusan
Di sela-sela sambutan, Sesjen Suharti
juga menekankan agar setiap satuan pendidikan dapat melaksanakan MPLS
Ramah sesuai Panduan Pelaksanaan dengan humanis, tanpa kekerasan, tanpa
perploncoan, dan penuh kebermaknaan. “Panduan MPLS Ramah ini bukan hanya
soal pengenalan fisik sekolah, tetapi juga penumbuhan dan penguatan
karakter. Bukan hanya ditujukan untuk pembekalan pada murid tetapi juga
banyak manfaatnya untuk para guru,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kepala Pusat Penguatan
Karakter, Rusprita Putri Utami, menyampaikan bahwa kebijakan MPLS Ramah
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang berkesadaran (Mindful), bermakna (Meaningful), dan menggembirakan (Joyful) untuk memperkuat karakter dan profil lulusan.
“Dalam Surat Edaran Mendikdasmen,
dengan pelaksanaan selama lima hari di minggu pertama tahun pelajaran
baru yang berlaku pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Pengecualian
untuk satuan Pendidikan berasrama atau boarding school dapat
disesuaikan sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan karena memiliki
kebutuhan adaptasi yang lebih kompleks”, ujar Rusprita.
Tujuan dari MPLS Ramah, Rusprita juga
menyebutkan yakni agar menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil
lulusan, membantu murid baru beradaptasi secara sosial dan emosional,
mengenalkan kurikulum, sarana prasarana, dan budaya satuan pendidikan
serta menjadi dasar pemetaan kebutuhan perkembangan murid oleh guru.
Hal tersebut juga menjadi salah satu
wadah pembiasaan positif murid yang dimulai dari menyapa guru, bersikap
sopan, dan menjaga kebersihan serta saling menghormati satu sama lain.
Rusprita menekankan jika kegiatan MPLS
Ramah dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua bagian. “Kegiatan yang
bersifat wajib harus dilaksanakan dengan mengacu pada silabus dan
pilihan yang dipilih sesuai dengan ciri khas dan kebutuhan satuan
Pendidikan masing-masing,” katanya.
Di sisi lain, MPLS Ramah juga
menekankan hal-hal yang dilarang agar menghilangkan praktik
perpeloncoan, kekerasan, segala bentuk aktivitas yang merugikan dan
tidak mendidik para murid serta kegiatan yang tidak membebani orang tua
melalui pungutan dalam bentuk apapun.
Harapannya agar transformasi budaya
sekolah yang dimulai sejak hari pertama dalam bentuk MPLS Ramah untuk
menjadi gerbang menuju pendidikan yang memuliakan murid, mengedepankan
karakter, dan membangun ekosistem aman, nyaman, dan menggembirakan di
sekolah.
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemendikdasmen.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemendikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemendikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers
Nomor: 327/sipers/A6/VII/2025
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah