
Jakarta, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, menempati urutan keempat secara global. Melimpahnya jumlah sumber daya manusia (SDM) ini menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi bangsa.
Pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak bonus demografi. Momentum ini merupakan kesempatan strategis sekaligus ujian besar bagi kesiapan bangsa dalam mengelola SDM-nya. Sebagai langkah konkret menyiapkan lulusan SMK yang siap menghadapi tantangan tersebut, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus menyelenggarakan webinar bertajuk “SMK Harus Kuat! Strategi Mental dan Bisnis untuk Menjawab Tantangan Dunia Kerja” pada Senin (16/6/2025).
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Arie Wibowo Khurniawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa dunia kerja saat ini tidak hanya membutuhkan SDM yang kompeten secara teknis, tetapi juga yang mampu beradaptasi dan bertumbuh secara mental. Melalui webinar ini, pemerintah mendorong penguatan pola pikir seluruh elemen SMK agar tidak hanya unggul dalam aspek pedagogik, tetapi juga dalam bidang kewirausahaan.
“Kemampuan pedagogik dan bisnis adalah dua hal besar yang harus dimiliki untuk memastikan lulusan SMK siap menghadapi berbagai perubahan. Mari jadikan webinar ini sebagai titik tolak untuk membentuk SMK yang kuat secara mental, siap dalam bisnis, dan tangguh menghadapi masa depan,” ujar Arie.
Webinar ini menghadirkan Raymond Chin, pengusaha milenial sekaligus Founder Ternak Udang, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Raymond membagikan strategi membangun kesiapan mental dan bisnis bagi lulusan SMK agar dapat menghadapi dinamika industri yang terus berubah. Raymond menekankan pentingnya peran SMK sebagai garda terdepan dalam menyiapkan generasi muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga adaptif dan berjiwa wirausaha. Menurutnya, kebutuhan industri saat ini adalah SDM dengan kombinasi keterampilan teknis, soft skills, dan mentalitas entrepreneur.
“Bonus demografi bisa menjadi katapel kemajuan bangsa jika diiringi oleh SDM yang mumpuni, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan industri. Wirausaha juga menjadi salah satu cara untuk membantu negara membuka lapangan kerja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Raymond menyebut bahwa growth mindset dan kemampuan adaptasi adalah kompetensi kunci dalam menghadapi perubahan. Ia menyatakan bahwa pendidikan terbaik adalah pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan nyata industri. SMK, menurutnya, merupakan bentuk pendidikan yang lengkap karena menggabungkan teori dan praktik secara langsung.
“Apa pun yang kita lakukan untuk menyiapkan SDM, kita harus terbuka dan belajar dari dunia. Setiap individu yang ingin sampai pada tahap ‘mampu’ harus melewati fase kesadaran, kemauan, dan kemampuan,” ungkap Raymond.
Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap tercipta sinergi antara sekolah, pemangku kebijakan, dunia usaha, dan masyarakat dalam menyiapkan lulusan SMK yang tidak hanya menjawab tantangan bonus demografi, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja baru dan berkontribusi nyata bagi pembangunan Indonesia.
Penulis : Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan PKPLK