
akarta, Direktorat SMK - Dalam upaya memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan kegiatan Webinar Level Up #Pendidikan Vokasi dengan tema “Penguatan Kemitraan Pendidikan Vokasi yang Berorientasi pada Kebutuhan Industri” pada Selasa, 10 Juni 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Setyoko Pramono, Pembina Industri Madya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) yang membahas mengenai strategi penguatan kemitraan pendidikan vokasi yang berorientasi nyata pada kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Dalam paparan yang disampaikan beliau mengatakan bahwa penguatan pendidikan vokasi harus dilakukan secara terpadu dan berbasis kebutuhan industri terkini.
Salah satu faktor dominan dan signifikan itu dalam sebuah implemenasi pendidikan vokasi adalah kemitraan “Kemitraan antara pendidikan vokasi dan industri tidak bisa lagi bersifat formalitas, tapi harus nyata dan berorientasi pada demand-driven,” tegas Setyoko.
Di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di bawah BPSDMI memiliki 9 (Sembilan) SMK binaan dan secara total bersama balai diklat dan pendidikan tinggi memiliki total 23 unit pendidikan dan pelatihan vokasi yang berorientasi kepada kebutuhan industri. Sembilan SMK di bawah binaan Kemenperin tersebar di berbagai daerah seperti Bogor, Padang, Yogyakarta, Makassar, hingga Banda Aceh, dengan total siswa mencapai 7.973 orang dan didukung oleh 413 guru. SMK-SMK ini juga tengah diarahkan menjadi Center of Excellence dalam mencetak SDM industri yang unggul, serta mendukung pengembangan IKM dan transformasi industri 4.0 melalui fasilitas seperti Digital Capability Center (DCC) dan Teaching Factory.
Konstruksi besar dalam program penyiapan SDM industri kompeten dan daya saya global dari BPSDMI terdapat 6 (enam) program utama dalam menciptakan SDM yang berdaya saing global yaitu, vokasi industri dual system bertaraf global, adanya pelatihan center of excellance, penyiapan SDM industri melalui pelatihan vokasi industri, pusat industri digital 4.0 (PIDI 4.O), inkubator berbasis industri terintegrasi, development center infrastruktur kompetensi, digital ASN talent pool.
Selaras dengan hal tersebut pada kesempatan lain saat acara Sosialisasi Program Pengembangan SMK Tahun 2025, pada Senin, 2 Juni 2025 Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Arie Wibowo Khurniawan menyampaikan bahwa Direktorat SMK secara konsisten mendorong sinergi yang strategis dan berkelanjutan antara sekolah dan industri melalui program kemitraan. “Kami percaya bahwa kolaborasi ini bukan hanya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang adaptif dan inovatif.
"Penguatan kemitraan antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) adalah kunci dalam menciptakan lulusan yang kompeten, siap kerja, dan relevan dengan kebutuhan pasar. kepentingan untuk bersama-sama memperkuat kolaborasi demi menciptakan generasi muda yang unggul dan berdaya saing tinggi.” Tutur Arie
Dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif dan mendunia, Sekolah Menengah Kejuruan dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap kerja secara lokal tetapi juga memiliki daya saing di tingkat global yang mampu bersaing dan berkontribusi di pasar kerja internasional. Sinergi atau kemitraan yang dilakukan sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri ini menjadi fondasi penting serta pijakan awal dalam memastikan bahwa proses pendidikan vokasi di SMK selaras dengan kebutuhan industri global, memperkuat kompetensi teknis, penguasaan teknologi, serta soft skills siswa.
Penciptaan SDM Berdaya Saing Global Dengan Mitra Yang Sesuai
Penciptaan SDM berdaya saing gobal salah satunya merupakan tugas bersama pemerintah dan pelaku usaha karena tanpa kerjasama yang erat, maka link and match antara pendidikan dan industri tidak akan bisa terwujud. Pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian memiliki 5 (lima) pilar utama yang terkait untuk pendidikan tinggi vokasi, SMK, dan balai diklat industri. Pengembangan kurikulum pembelajaran, penyediaan tenaga pengajar/instruktur baik di sekolah maupun di Perusahaan (in-company trainer).
Upaya mendorong keterlibatan industri dalam pendidikan vokasi juga dilakukan melalui skema super tax deduction untuk pelatihan vokasi, baik dalam bentuk skilling, upskilling, maupun reskilling. Sejak 2020, ratusan perusahaan telah memanfaatkan program ini dengan dukungan Coaching Clinic dari Kemenperin. Penyesuaian, penyelarasan, dan penyusunan kurikulum pendidikan vokasi dalam hal ini SMK dengan industri menjadi faktor utama terwujudnya link and match pendidikan vokasi dengan industri. Penguatan kemitraan agar industri membuka akses seluas-luasnya bagi entittas SMK untuk sesuai dengan industri, agar setelah lulus para siswa memiliki budaya korporasi dan pemahaman K3. Pengakuan dari industri diberikan Soft skill dibentuk secara utuh jika siswa dan guru memiliki sertifikasi yang dikeluarkan dari industri salah satunya.
SMK harus menjadi jembatan yang kokoh antara dunia pendidikan dan dunia industri. Dengan penguatan kerja sama antarkementerian, optimis pendidikan vokasi Indonesia akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi berbasis industri. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan SMK yang tak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja dan memimpin transformasi industri nasional di masa depan.
Penulis: Elva Lestari